Jumat, 01 Maret 2019

Menelusuri Ujung Sungai Nile bersama Forsilam Mesir

Foto di depan tugu ujung sungai nile

04 November 2018

seperti negara timur tengah lainnya, awal november adalah permulaan musim dingin dengan suhu kira-kira masih berada di angka 22 sampai 28 derajat. Aku berkesempatan  untuk menjelajah ujung sungai nile bersama kawan-kawan dari Forsilam Mesir (Forum Silaturahim Assalam) di daerah Ra's Al-Barr dan Gamashah.

kami berangkat sekitar jam 9 pagi waktu kairo dengan menempuh perjalanan kira-kira 5 jam dikarenakan macet, biasanya hanya 3 sampai 4 jam saja, di tengah perjalanan kami istirahat sejenak di mat'am dan masjid untuk menunaikan shalat zuhur, tak begitu tau tepatnya dimana yang jelas begitu banyak persawahan dan perkebunan di sepanjang jalan, masyarakatnya yang begitu ramah dan ditemani angin yang begitu damai menabrak wajahku mengingatkan suasana kampung halamanku, ingin rasanya aku berlama-lama disana.

"enta 'ayiez moyyah?
kamu mau air? sapa salah satu oom mesir dengan perawakan tinggi kekar dengan jubah coklat dan syal yang ia lilitkan dikepala.

"kholie musyakirin awi 'ammu"
gak terimakasih banyak om. jawabku.

"law enta 'ayiez tusholli rouh yamien"
kalau kamu mau sholat jalan aja ke kanan. seakan tau apa yang ingin ku lakukan.

"mesyi ya 'am"
okey om. jawabku sambil berjalan kearah kanan.

setelah sholat aku ditawari makan oleh oom-oom yang lain seakan tau keadaan perutku yang terus miss call sedari sebelum sholat tadi, tapi aku menolaknya karena malu dan takut ditinggal oleh rombongan.

perjalanpun kami lanjutkan ke Gamashah dan sampai pada pukul dua siang, kami sudah menyewa tiga flat untuk tidur, makan, bahkan joget-joget gak jelas seperti anak kecil yang baru diizinkan untuk bermain hujan. flatnya gak cukup besar tapi lumayan nyaman untuk sekadar hidup dua hari, kami bisa melihat pantai yang begitu luas dari balkon lantai lima flat kami, dan dikelilingi oleh pohon-pohon kurma dengan buah yang masih banyak bergelantungan didahannya.

pukul 4 sore aku berniat untuk sekedar jalan-jalan di bibir pantai sambil mengabadikan momen disana seperti yang dilakukan kawan-kawan yang lain, sampai dipelataran rumah aku lihat ada mama-mama yang lagi membersihkan kurma muda yang mulai berwarna cokelat, akupun gak bisa menahan diri untuk mendekat kesana dan sekedar mengamati ammu-ammu yang sedang memetik kurma dengan di bantu alat untuk menaiki batang pohonnya selangkah demi selangkah menjaga keseimbangan agar tidak meleset dan terjatuh dari sana, di temani seutas tali untuk menurunkan setandan kurma agar tidak rusak dan berhamburan.

"ta'ayiez tugareb dih?"
kamu mau coba, mama yang tadi mengejutkanku.

"tob'an ya mama"
tentu saja mama, jawabku dengan sedikit tersenyum.

"izayy?"
gimana? tanya mama.

"helwah awi, wallahi!"
enak banget, sumpah! Jawabku meyakinkan.

akupun mengurungkan niatku untuk berjalan dipantai sore itu karena udara sore itu dingin banget. Aku memilih untuk mandi, sholat dan membantu abang-abang yang sedang sibuk didapur menyiapkan makan sore. Menu kami sore itu cukup mewah untuk mahasiswa yang baru masuk tanggal muda  untuk melancong. Nasi putih, ikan bultie masywee (nila/mujair bakar), sambal balado, dilengkapi dengan irisan mentimun, nikmat banget.

habis shalat isya kami semua janjian untuk bertemu di bundaran tengah jalan di depan flat untuk berangkat bersama ke pasar malam, tempatnya gak begitu luas tapi cukup lengkap untuk sekedar pasar malam, ada wahana permainan, fast food, jualan pakaian, dan jualan oleh-oleh khas Gamashah.

wahana pertama yang aku naiki adalah tornado mini, gak begitu serem kayak di ancol karena tingginya paling tiga sampai empat meter tapi lumayan juga buat teriak ketakutan. Sebelum aku naik penjaga wahana tersebut menghampiriku untuk memeriksa kursi dan keamanan untuk kunaiki.

"la takhof ya shodiq"
gak usah takut kawan, penjaga tersebut sambil tertawa kecil berbicara kepadaku.

"ma khoftus basya"
ak gak takut, membalas tertawanya.

setelah turun dari wahana tersebut, aku hanya tertawa puas karena melihat kakak-kakak yang wajahnya masih terlihat pucat tapi tetap tersenyum menahan antara takut dan seru.

wahana yang kunaiki selanjutnya adalah kincir angin, lumayan tinggi untuk ukuran pasar malam. putaran pertama masih terasa sangat santai hingga sampai tempat paling tinggi aku bisa menikmati suasana gamashah malam itu di temani angin yang cukup membuatku menutup restleting jaketku. putaran demi putaran kecepatannya pun terus ditambah oleh sang penjaga yang membuat aku dan kawanku kegirangan adalah ketika putaran kami sampi dibawah salah satu penjaga akan memutar kincir yang kami duduki.

malam yang cukup menyenangkan dengan wahana-wahana yang cukup menghibur, malam panjang itupun kami lanjutkan untuk berjalan-jalan ke pasar melihat jajanan, oleh-oleh, atau sekedar beli eskrim dan mengabadikan momen. Setelah puas dengan malam gamashah kamipun memutuskun pulang ke flat untuk istirahat dan bermain domino di balkon flat.
suasana dari atas kincir angin

jam 8 pagi kami di minta untuk berkumpul di pantai.

"kita akan main dipantai, jadi buruan" sapa ketua Forsilam sambil menarik selimutku.

"duluan aja, aku nyusul" jawabku sambil berdiri dari kasur.

akupun bergegas kepantai, ternyata semuanya udah pada kumpul dan mulai bermain, ada yang berenang, ada yang berjemur bersama bayinya, ada yang main lompat karet, ada yang main bola, ada juga yang asik sendiri dengan handphonenya, menyenangkan sekali pagi itu, hingga tiba ada empat kawan yang basah kuyup menghampiriku.

"darimana aja?" sapa salah satu dari mereka.

"aku udah lama kok disini, cuma gak mau mandi, males bilasnya ntar" jawabku biasa aja.

mereka pun saling melirik dan tersenyum kecil.

"ayolah, sikatttttt!!!" salah satu dari mereka mengajak yang lain.

"kamu sendiri yang belum basah" ada yang menimpali dari belakang dengan tangan yang sudah menggenggam lenganku.

"tunggu dulu ada Hp sama dompet ni" jawabku biar selamat.

"santaiiiiii" jawab mereka kompak
suasana pantai gamashah

hp dan dompetku pun dengan mudah diamankan, seakan hp dan dompetkupun rela menyeburkanku ke pantai. ntah mengapa aku begitu pasrah di bopong menuju pantai dan bwarrr akupun basah kuyup.
karena terlanjur basah aku putuskan untuk berenang dan bermain bersama ombak.

"bilas, masalah belakang" gumamku.

setelah puas bermain air kamipun pulang ke flat, yang sialnya lagi air flat sedang mati.

"feeling ku udah bener" dongkol sendiri dalam hati.

akupun membawa handuk dan sabun keluar flat dan berjalan menyusuri bibir pantai, siapa tau nemu toilet umum, untung gak jauh dari flat ketemu, setelah mandi aku lihat ada oom yang lagi duduk sambil memegang kain pel.

"ammi, ha adfa' kem?"
om, aku bayar berapa? tanyaku, karena itu toilet umum.

"kholash basya, leysa musykilah"
udah, gak papa, jawab oom itu sambil tersenyum dan tangannya menepuk dada.

sesampai aku di flat dengan badan segar dan sudah harum.

"mandi dimana? gak enak badan gak dibilas kek gini" tanya salah satu pelaku penceburanku pagi itu.

"jalan aja ke pantai, terus nganan ntar ketemu kayak pos polisi, tanaya aja hamam dimana, gratis kok." jawabku tanpa dendam.

setelah pulang mereka langsung menghampiriku

"kamu bohong ya? katanya gratis, kita diminta uang 5  geneh satu orang." tanya mereka

"beneran" jawabku singkat

disana aku merasa ada kemengan atas tindakan mereka pagi itu. siang harinya kami hanya beristirahat di flat dan lagi melihati oom-oom memanjati pohon kurma dari balkon flat kami, malampun tiba kami memutuskan untuk ngobrol dan bakar ayam bareng.

keesokan harinya kamipun otewe ke ra'sul bar karena disanalah pertemuan antara sungan nile dan laut mediterania, dan kita juga bisa melihat apa yang di firmankan oleh Allah dalam surat Ar-Rahman  19-20

“Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu. Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing.” (Q.S. Ar-Rahman:19-20)

alhamdulillah walaupun untuk melihat batas antara dua laut itu harus menaiki kapal, aku tetap besdyukur masih bisa menjelajah sampai keujung sungai nile, ada tugu yang bertuliskan bahwa disana adalah ujung dari sungai nile, sungai terpanjang di dunia, kamipun mengabadikan momen demi momen disana, bertukar hadiah satu sama lain yang sudah di siapkan di hari sebelumnya. setelah puas berfoto dan main bareng disana, kamipun langsung pulang menuju kairo.

terima kasih yanh sudah baca blog ini, semoga ad sedikit informasi yang di dapat, walaupun isinya hanya cerita jalan-jalan gak jelas. hehe.
ra's el-bar




foto di depan flat


tugu ujung sungai nile








Bagikan

Jangan lewatkan

Menelusuri Ujung Sungai Nile bersama Forsilam Mesir
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.